Rabu, 29 April 2015

mengatasi rekan kerja yang penjilat

Cara mengatasi teman kerja yang penjilat dan sok tau

Kiat atasi Penjilat di tempat kerja

Anda dibuat jengkel dengan ulah rekan kantor Anda? Kadang baik, tapi tak jarang juga menjatuhkan Anda tanpa tahu sebabnya. Bingung? Tidak perlu cepat mengambil sikap. Kenali dulu apa maunya dan tetaplah berperilaku baik dengannya. Yakinlah, kebenaran akan menjadi kemenangan Anda.



Beragam orang berarti beragam pula karakter yang akan kita temukan. Begitu pula dalam dunia kerja. Tuntutan perusahaan tidak jarang membuat satu karakter dengan karakter yang lain sulit “dipertemukan" Padahal, menurut Diah Primi Paramita, Psi., Msi,agar kita dapat bekerja tim, kita harus saling mengenal dan beradaptasi dengan

karakter rekan kerja kita. “Setiap individu itu unik, agar kompak kita juga harus bisa menyesuaikan diri kita dengan lingkungan" tandas psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.

Tidak dapat dipungkiri,terkadang dalam sebuah kinerja terdapat karakter yang menguras emosi kita. Misalkan, karakter orang yang selalu “mencari muka” dan ingin menang sendiri. Sayangnya, karakter itu diikuti juga

bisa diikuti dengan hobinya yang suka menjatuhkan teman, baik secara diam-diam atau bahkan “blak-blakan’

Cari Muka Di Depan Atasan? Sudah Biasa!
Bagi orang yang kurang smart, menjatuhkan rekan kerja yang dianggap saingan dilakukan secara terang-terangan, yaitu langsung ngoceh di depan atasan tentang kesalahan ataupun kekurangan kita. Cara itu akan membuatnya sedikit lega karena telah berhasil “cari muka” di depan si bos. Sifatnya yang selalu mencoba menonjolkan diri secara terang-terangan, membuat kita lebih mudah mengenal siapa dia.

Dikatakan Diah, sebenarnya itu dilakukannya karena merasa lemah dan tidak memiliki kemampuan lebih dibanding kita. Kekuatirannya untuk tidak bisa bertahan di lingkungan kerja, memaksanya bersikap seperti itu.

Waspada! Orang Smart Lebih Suka Bergerilya Dulu
Berbeda dengan yang kurang smart, dikatakan Diah, seringnya orang smart menjatuhkan rekan kerja secara halus, yaitu dengan bergerilya terlebih dulu. Bahkan, sikapnya mampu membuat kita tidak mengenali siapa teman dan siapa lawan.

Sebenarnya tubuh kita sudah memiliki “alarm alami” untuk merasakan kejanggalannya. Teman yang berperan sebagai musuh dalam selimut itu biasanya suka mencuri kesempatan untuk mencari kesalahan kita. Sementara sikapnya akan tetap biasa saja, bahkan over acting yang tidak seperti biasanya (sok ramah, banyak bicara, sok dekat, dan lain-lain) di depan kita untuk mengincari titik lemah kita. Dia akan siap berkompetisi setelah mereka mengetahui titik lemah kita. Karakter orang seperti itu ditegaskan oleh Diah tidak dapat dinyatakan secara baku. Tidak ada salahnya jika kita mulai waspada saat “alarm tubuh” sudah mengingatkan kita.

Krisis Percaya Diri
Diah mengatakan bahwa terkadang sikap rekan kerja yang menjatuhkan bukan disebabkan karakter yang sudah melekat. Sikap itu muncul karena adanya kesempatan ataupun keterpaksaan akibat ketatnya persaingan. Mereka cenderung ingin mendapatkan basil segera (bisa jadi kurang tekun dan gigih). Rasa kurang percaya diri dan iri melihat kemampuan lebih rekan lain bisa jadi yang memicu seseorang untuk melakukan tindakan tidak kompetitif itu. ”Pastinya, dia tidak mampu bersaing secara sehat sehingga dia memilihjalan itu" katanya.


Iklim Perusahaan yang Mendukung
Dalam bekerja, komunikasi yang baik dan terbuka terhadap masukan/feedback baik dari rekan kerja ataupun atasan perlu dikembangkan. Kalaupun muncul kondisi lingkungan kerja yang saling menjatuhkan, itu karena iklim di perusahaan yang kurang kondusif. Semua itu tidakakan tenjadi jika pimpinan bisa mengenali anak buah dengan baik, yaitu dengan memberi feedback untuk setiap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki anak buah serta memberikan kesempatan untuk memperbaikinya. Selain itu, adanya kejelasan kebijakan kriteria karyawan yang baik dan kapan kenaikan pangkat/gaji dapat menghindarkan munculnya sikap saling menjatuhkan.

Percaya, Kebenaran adalah Kemenangan yang Abadi
Tidak perlu menguras energi dan emosi, jika kita terpaksa berhadapan dengan orang yang hobi menjatuhkan. Dalam bekerja, prinsip “Do the best and the rest is God” menunut Diah sangat penting. Prinsip itu perlu dijadikan senjata bagi kita yang menghadapi situasi tersebut. “Bagaimanapun jika kita optimal mengerjakan segala sesuatunya dan hubungan kita dengan rekan kerja baik, orang juga akan tahu siapa yang benar dan siapa yang salah" katanya. Jadikan itu sebagai pengalaman, mungkin saja dan kejadian tensebut kita menemukan kekunangan kita yang ternyata dianggap sebagai hal penting olehnya.


Tips Bertahan untuk Kemenangan

Jika kebenaran telah ditegaskan akan menjadi kemenangan yang abadi, jangan ragu untuk tetap bertahan. Nah, kalau memang kita terpaksa harus berhadapan dengan sosok orang yang hobi bersaing secara tidak kompetitif, tidak perlu membuat kita meninggalkan prinsip kita dan menyerang balik lawan kita. Berikut diberikan tips oleh Diah untuk tetap terkendali mempertahankan kemenangan tanpa menguras emosi:

1. Prinsip yang pasti,tetap bersikap pnofesional,
2. Bersikaplah tenang,jangan terpancing emosi,
3. Klanifikasikan secara personal dengan atasan atau mungkin rekan kerja di mana teman Anda itu benusaha menjatuhkan secara personal dengan bahasa yang netral tanpa berusaha untuk menjatuhkan kembali.
4. Bicarakan juga secara personal pada orang yang sudah menjatuhkan apakah ada masalah antara dia dengan Anda yang muncul tanpa disadari.
5. Mintalah dia untuk terbuka dan jangan ragu minta maaf jika memang Anda telah menyinggung perasaannya.
6. Jangan jadikan musuh atau meminta orang lain untuk memusuhi, tetap jaga hubungan baik.

Sumber:indonesiaindonesia.com
gambar:waswas.com

0 komentar: