SIKAP ATASAN TIDAK PROFESIONAL TERHADAP BAWAHAN MEMPENGARUHI KINERJA PERUSAHAAN
”Seorang
pemimpin memang harus pandai mendelegasikan tugas dan pekerjaan. Namun,
soal sikap dan perilaku; tidak bisa didelegasikan kepada siapapun.”
Setiap
pemimpin layak untuk dihormati. Makanya, setiap pemimpin selalu
menginginkan orang-orang yang dipimpinnya menghormati dirinya. Tetapi
kita bisa melihat fenomena tentang betapa banyaknya bawahan yang tidak
menaruh respek kepada atasannya. Memang ada banyak alasan bagi bawahan
untuk tidak menunjukkan respek kepada atasannya. Mungkin ada yang iri.
Mungkin ada yang merasa lebih berhak mendapatkan posisi itu. Mungkin
juga ada merasa dirinya lebih hebat dari atasannya. Lalu kita mengatakan
bahwa orang-orang itulah yang menjadi sumber masalahnya.
Ada
sekelompok orang yang divonis sebagai para karyawan pesakitan. Setiap
leader yang ditugaskan untuk memimpin team itu selalu terpental.
Managemen pun merasa sudah melakukan hal yang maksimal. Lalu seseorang
ditugaskan untuk memimpin ‘para pesakitan’ itu dengan harapan
orang-orang itu pada akhirnya akan mengundurkan diri. Hasilnya? Mereka
justru berubah menjadi team yang paling solid. Ketika sang pemimpin
ditanya tentang rahasia keberhasilannya. Beliau menjawab; “Saya
menghormati mereka.”
Lantas, bagaimana rasa hormat atasan kepada bawahan dapat diterapkan :
1. Periksa sikap dan perilaku kita sendiri. Rendahnya
rasa hormat bawahan kepada atasan sering sekali timbul karena bawahan
tidak melihat sikap dan perilaku yang patut dari atasan itu sendiri.
Beda dengan pekerjaan. Soal sikap dan perilaku ini; tidak bisa
didelegasikan kepada siapapun. Kita bisa mendelegaskan pekerjaan apapun.
Tapi tidak dengan sikap dan perilaku yang baik. Kita harus melakukannya
sendiri. Itulah yang kita sebut sebagai keteladanan, bukan? Jika
sebagai atasan kita tidak bisa menunjukkan sikap dan perilaku yang
patut, maka mengapa orang-orang yang kita pimpin harus bersikap dan
berperilaku yang patut? Jadi jika kita menginginkan anak buah respek dan
mau mendengar kita, maka kita perlu memastikan bahwa pun kita sudah
terlebih dahulu memiliki sikap dan perilaku yang baik itu.
2.Periksa apakah kita respek pada atasan kita sendiri. Disamping
menjadi atasan bagi anak buah, kita juga adalah bawahan bagi atasan
kita. Penting untuk memeriksa apakah kita respek pada atasan kita
sendiri. Agak aneh jika kita mengharapkan anak buah kita respek kepada
kita, namun pada saat yang bersamaan kita tidak mau respek kepada atasan
kita. Mungkin Anda mempunyai alasan khusus (justifikasi), sehingga Anda
tidak menganggap perlu menunjukkan respek kepada atasan Anda. Jika
demikian, maka wajar kalau bawahan Anda pun mempunyai justifikasi alias
pembenaran untuk tidak respek kepada Anda. Atasan Anda mungkin bukanlah
orang yang sempurna. Sama seperti tidak sempurnanya Anda. Namun Anda
butuh untuk menunjukkan respek kepada atasan yang tidak sempurna itu.
Sama seperti halnya Anda butuh anak buah Anda respek kepada Anda.
3 Periksa apakah kita mengembalikan setiap pujian. Salah
satu hal yang menyakitkan bagi seorang bawahan adalah ketika atasannya
mendapatkan semua pujian atau kredit atas pekerjaan yang dilakukannya.
Padahal, sang atasan tidak mengerjakannya sendiri. Namun, diatas
panggung hanya namanya yang disebut-sebut sebagai orang yang paling
berjasa. Fenomena seperti ini sudah sering terjadi. Padahal, boleh jadi
sang atasan tidak bermaksud demikian. Makanya, penting untuk belajar
mengembalikan semua pujian itu kepada orang-orang yang kita pimpin. Agar
mereka tahu, betapa sebagai pemimpin kita mengakui kontribusi besar
mereka kepada keberhasilan kepemimpinan kita. Dan mereka pun tahu, jika
hasil dari setiap kerja kerasnya akan kembali kepada mereka sendiri
juga. Sekedar disebut namanya di forum pun ternyata sangat besar
pengaruhnya bagi mereka.
4.Periksa apakah setiap perkataan kita benar. Respek
sering juga berkaitan dengan kepercayaan kita kepada seseorang.
Sedangkan kepercayaan itu dibangun dari kebenaran kata-kata yang
diucapkan oleh orang itu. Kepada orang yang suka ‘bluffing’, kita hanya
respek sebentar. Setelah tahu tentang hobinya mengumbar omong besar,
kita tidak lagi punya selera untuk percaya kepadanya. Begitu pula halnya
dengan orang-orang yang pernah berbohong kepada kita. Sulit untuk
mempercayainya, bukan? Kita menyebutnya trust. Dan kita tahu, bahwa
tidak ada kepemimpinan tanpa trust. Maka, setiap pemimpin harus mampu
membangun trust itu, melalui kebenaran kata-kata yang diucapkannya.
Karena kata-kata itu menentukan kepercayaan. Dan dengan kepercayaan
itulah seorang atasan yang memastikan kebenaran kata-katanya mendapatkan
respek dari bawahan.
5. Periksa apakah janji kita ditunaikan. Janji
bisa menjadi sarana yang sangat memotivasi. Seseorang bisa bekerja
habis-habisan setelah dijanjikan sesuatu. Namun, janji memiliki
toleransi yang rendah sekali. Artinya, orang jarang yang mau mentolelir
janji yang diingkari. Sekali saja seseorang ingkar janji; maka orang itu
bisa kehilangan kepercayaan untuk selama-lamanya. Bahkan dalam kitab
suci Tuhan berfirman; “Penuhilah janji-janjimu.” Hal itu menunjukkan
betapa janji itu bukan sekedar kata-kata biasa. Kepada orang yang
memegang teguh dan menunaikan janjinya, kita menaruh rasa hormat yang
tinggi. Sedangkan kepada orang yang gemar mengumbar janji-janji kosong,
kita tidak memiliki respek sama sekali. Periksalah. Apakah Anda sudah
menunaikan semua hal yang Anda janjikan kepada anak buah Anda? Jika
belum. Tunjukkanlah komitmen untuk menunaikannya.
Sikap
dan perilaku bawahan merupakan cerminan dari sikap dan perilaku
atasannya sendiri. Jika atasan memperlakukan mereka dengan rasa hormat,
maka mereka pun akan menunjukkan rasa hormat yang tidak kalah tingginya
kepada atasannya. Maka salah satu cara terbaik untuk menumbuhkan sikap
hormat bawahan adalah dengan mengasah dan memperbaiki sikap dan perilaku
kita saat memimpin mereka. Sehingga ketika tiba saatnya untuk
mempertanggungjawabkan amanah kepemimpinan itu, kita boleh mengatakan;
“Tuhan, sudah kutunaikan seluruh kewajibanku sebagai pemimpin. Maka
ampunilah setiap kesalahanku selama memimpin mereka.
Sumber:korchim-online.com
0 komentar:
Posting Komentar