Jumat, 01 Mei 2015

Valentino Rossi

Alasan sampai saat ini sebagai pengagum Valentino Rossi



1. Pembalap Brilian
Yep, semua pecinta MotoGP pasti setuju dengan pernyataan di atas. Dengan koleksi 9 kali juara dunia di berbagai kelas (1 kali kelas 125 cc, 1 kali di kelas 250cc, sekali di kelas 500 cc, dan 6 kali di kelas MotoGP) plus total 105 kemenangan, 174 podium, 59 kali pole position, 86 fastest lap dari 243 start (setidaknya sampai artikel ini diposting). Perolehan fantastis tersebut, hanya bisa disaingi oleh Giacomo Agostini dan Michael Doohan, sehingga Rossi pantas disebut sebagai pembalap brilian bahkan pembalap motor terbaik sepanjang masa. Tidak hanya dikenal sebagai pembalap juara, Rossi juga dikenal sebagai pembalap yang bisa memberikan input alias masukan untuk meningkatkan performa tunggangannya menjadi tunggangan juara. Dia termasuk salah satu pembalap dengan kemampuan yang paling komplet.

2. Rivalitas
Apa jadinya sebuah tayangan olahraga tanpa adanya rivalitas. Hmm, pasti membosankan. Rossi tahu betul hal ini, dan Rossi ahlinya untuk menciptakan rivalitas tersebut. Baik ketika ia masih muda dan berseteru dengan Max Biaggi dan Sete Gibernau. Dan kini ia menghadirkan rivalitas dengan Jorge Lorenzo dan Casey Stoner. Cederanya Rossi pada musim 2010 menjadikan balap MotoGP kurang gereget. Jujur saja ketika Rossi absen dan saya sedang menyaksikan MotoGP, pada lap-lap 15 saya sudah mulai menguap, lap 10 saya sudah tertidur. Dan saya terbangun bahkan ketika balapan sudah usai. Dominannya Jorge Lorenzo di atas Yamaha YZR M1-nya membuat balapan sangat-sangat membosankan. When Rossi is back, hmm, I’m ready to watch MotoGP again. Ketika Rossi sedang dogfight dengan rival-rivalnya dan menambah ketegangan balapan yang diakhiri oleh kemenangan Rossi. Hmm, rasanya sungguh menyenangkan dan kita pasti berujar, “that’s what i’m talkin about.
3. Entertaining
Tidak bisa dipungkiri, alasan kita masih menginginkan untuk menyaksikan Valentino Rossi adalah aksi-aksinya di arena balap yang memang menghibur. Mulai dari aksi duel ala Valentino Rossi vs Sete Gibernau di Jerez, Spanyol 2004. Kemudian aksi famous overtaking nekat versus Casey Stoner di Laguna Seca, tahun 2008. Sampai aksi overtaking-nya versus Lorenzo di Shanghai, Cina 2010. Walopun terkadang aksi nekatnya menuai kontroversi, yah, Rossi hanya memberikan bumbu penyedap untuk para fans-nya dan MotoGP itu sendiri. Kita tetap menginginkan Rossi untuk nekat alias gila. Bahkan para pembencinya tetaplah merindukan kehadirannya. Karena tanpa aksi nekatnya MotoGP terasa garing, hambar, membosankan, bahkan cocok jadi obat tidur buat para penderita insomnia.
 
Sebagai salah satu penggemarnya. Saya cuman berharap bahwa setelah Rossi bergabung bersama Ducati, Rossi tidak terkena “kutukan Italia.” Tercatat hanya 3 orang Italia yang berhasil menjadi juara dunia membela pabrikan Italia itu sendiri. Yaitu, Alberto Ascari yang juara dunia F1 bersama Ferrari pada tahun 1952 dan 1953, Giacomo Agostini yang juara dunia di kelas 350 cc dan 500 cc bersama MV Agusta, dan terakhir alias masih fresh Max Biaggi yang juara dunia di superbike bersama Aprilia RSV4 tahun 2010. Semoga saja Rossi tetap menjadi juara dunia bersama Ducati, walopun cuma sekali atau dua kali. Supaya dia melengkapi kehebatannya sebagai rider Italia. Go Rossi.

0 komentar: