Tidak diragukan lagi, alasan utamanya karena ia percaya bahwa Yamaha lebih menginginkan Valentino Rossi ketimbang dirinya.
Pasalnya, Lorenzo dan Rossi yang
kontraknya berakhir di pengujung musim ini, baru Rossi yang
memperpanjang kontraknya untuk dua musim ke depan.
Ditambah lagi komentar Rossi belum lama ini yang menyebut, jika Lorenzo pindah ke Ducati ia memiliki nyali yang besar.
Hengkangnya Lorenzo sekali lagi membuktikan kalau ia tidak bisa berada di tim MotoGP yang sama.
Pada 2008-2010 menjadi catatan intern
paling intens dalam sejarah MotoGP. Dinding pemisah didirikan di garasi
tim Yamaha, tetapi balap di antara mereka tetap sensasional.
Di 2010 Rossi kalah bersaing, Lorezo
tampil sebagai juara dunia. Rossi meninggalkan Yamaha di akhir musim itu
bergabung ke Ducati, tergoda oleh mimpi all-Italian (pembalap Italia di
tim pabrikan Italia). Sayangnya Rossi pun gagal di ducati .
Rossi ingin membutuhkan
motor yang lebih baik. Namun ia tidak menemukannya di Ducati. Dalam dua
musim hanya naik podium tiga kali.
Ahirnya ia pulang kandang ke Yamaha pada tahun 2013. Musim sebelumnya, Lorenzo meraih juara dunia.
Hubungan mereka membaik. Tidak ada lagi
dinding pemisah. Antara pembalap, kru dan engineer tim, mereka mengubah
M1 menjadi motor terbaik di lintasan MotoGP.
Kebangkitan luara biasa datang pada
2015. Rossi memimpin kejuaraan dari awal, menang empat kali, meyakinkan
dirinya akan tampil sebagai jawara musim itu.
Kondisi ini mengingatkan perseteruan
mereka pada 2009. Namun harapan Rossi sirna, karena Lorenzo bisa
berbalik memimpin klasemen.
Kemudian Rossi terang-teragan menyebut
ada konspirasi sesama pembalap Spanyol untuk menggagalkannya meraih
gelar. Ia menuduh pembalap Honda Marc Lorenzo membantu Lorenzo.
Pertarungan tiga pembalap ini mencapai
puncaknya di Sepang, Malaysia yang menuntun Lorenzo menggapai mahkota
juara ketiganya pada balapan berikutnya di Valencia.
Meskipun telah mengoleksi
tiga gelar juara dunia dan secara konsisten membuktikan bahwa dirinya
adalah pembalap tercepat di di olahraga ini, Lorenzo merasa bahwa Yamaha
masih menyukai Rossi.
Pada GP Qatar lalu ketika Yamaha
menawarkan kontrak baru kepada Rossi dan Lorenzo untuk 2017-2018. Rossi
segera menandatangani kontrak.
Gosip santer beredar jika Lorenzo akan
pindah ke Ducati yang disinyalir menawarkan bayaran lebih besar.
Akhirnya kabar nyata itu muncul hari Senin (18/4).
Momok kegagalan Rossi ketika di Ducati
menjadi tantangan baginya. Lorenzo ingin membuktikan kalau dirinya
sebagai salah satu pembalap hebat.
Lorenzo ingin memberi gelar pada Ducati yang terakhir kali menyandang gelar juara dunia lewat Casey Stoner pada 2007.
Jika niatnya itu tercapai, Lorenzo menjadi orang keenam yang juara dunia dengan dua motor yang berbeda.
Pada akhirnya, Ducati – dengan
kekayaannya - membuat keputusan yang mudah untuk mendapatkan Lorenzo,
pembalap kelahiran Palma, Spanyol, 28 tahun lalu.
Jadi, selain bayaran yang menggiurkan,
hijrahnya Lorenzo dari Yamaha ke Ducati juga karena faktor Valentino
Rossi yang membuatnya gerah berada dalam satu tim, plus Yamaha lebih
berpihak pada Rossi.
Mungkin Lorenzo merasa akan menemukan kenyaman di Ducati. (otomotifnet.com)
0 komentar:
Posting Komentar