Cara mengatasi teman kerja yang penjilat dan sok tau
Kiat atasi Penjilat di tempat kerja
Anda dibuat jengkel dengan ulah rekan kantor Anda? Kadang baik, tapi
tak jarang juga menjatuhkan Anda tanpa tahu sebabnya. Bingung? Tidak
perlu cepat mengambil sikap. Kenali dulu apa maunya dan tetaplah
berperilaku baik dengannya. Yakinlah, kebenaran akan menjadi kemenangan
Anda.
Beragam orang berarti beragam pula karakter yang akan kita temukan.
Begitu pula dalam dunia kerja. Tuntutan perusahaan tidak jarang membuat
satu karakter dengan karakter yang lain sulit “dipertemukan" Padahal,
menurut Diah Primi Paramita, Psi., Msi,agar kita dapat bekerja tim, kita
harus saling mengenal dan beradaptasi dengan
karakter rekan kerja kita. “Setiap individu itu unik, agar kompak kita
juga harus bisa menyesuaikan diri kita dengan lingkungan" tandas
psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.
Tidak dapat dipungkiri,terkadang dalam sebuah kinerja terdapat karakter
yang menguras emosi kita. Misalkan, karakter orang yang selalu “mencari
muka” dan ingin menang sendiri. Sayangnya, karakter itu diikuti juga
bisa diikuti dengan hobinya yang suka menjatuhkan teman, baik secara diam-diam atau bahkan “blak-blakan’
Cari Muka Di Depan Atasan? Sudah Biasa!
Bagi orang yang kurang smart, menjatuhkan rekan kerja yang dianggap
saingan dilakukan secara terang-terangan, yaitu langsung ngoceh di depan
atasan tentang kesalahan ataupun kekurangan kita. Cara itu akan
membuatnya sedikit lega karena telah berhasil “cari muka” di depan si
bos. Sifatnya yang selalu mencoba menonjolkan diri secara
terang-terangan, membuat kita lebih mudah mengenal siapa dia.
Dikatakan Diah, sebenarnya itu dilakukannya karena merasa lemah dan
tidak memiliki kemampuan lebih dibanding kita. Kekuatirannya untuk tidak
bisa bertahan di lingkungan kerja, memaksanya bersikap seperti itu.
Waspada! Orang Smart Lebih Suka Bergerilya Dulu
Berbeda dengan yang kurang smart, dikatakan Diah, seringnya orang smart
menjatuhkan rekan kerja secara halus, yaitu dengan bergerilya terlebih
dulu. Bahkan, sikapnya mampu membuat kita tidak mengenali siapa teman
dan siapa lawan.
Sebenarnya tubuh kita sudah memiliki “alarm alami” untuk merasakan
kejanggalannya. Teman yang berperan sebagai musuh dalam selimut itu
biasanya suka mencuri kesempatan untuk mencari kesalahan kita. Sementara
sikapnya akan tetap biasa saja, bahkan over acting yang tidak seperti
biasanya (sok ramah, banyak bicara, sok dekat, dan lain-lain) di depan
kita untuk mengincari titik lemah kita. Dia akan siap berkompetisi
setelah mereka mengetahui titik lemah kita. Karakter orang seperti itu
ditegaskan oleh Diah tidak dapat dinyatakan secara baku. Tidak ada
salahnya jika kita mulai waspada saat “alarm tubuh” sudah mengingatkan
kita.
Krisis Percaya Diri
Diah mengatakan bahwa terkadang sikap rekan kerja yang menjatuhkan bukan
disebabkan karakter yang sudah melekat. Sikap itu muncul karena adanya
kesempatan ataupun keterpaksaan akibat ketatnya persaingan. Mereka
cenderung ingin mendapatkan basil segera (bisa jadi kurang tekun dan
gigih). Rasa kurang percaya diri dan iri melihat kemampuan lebih rekan
lain bisa jadi yang memicu seseorang untuk melakukan tindakan tidak
kompetitif itu. ”Pastinya, dia tidak mampu bersaing secara sehat
sehingga dia memilihjalan itu" katanya.
Iklim Perusahaan yang Mendukung
Dalam bekerja, komunikasi yang baik dan terbuka terhadap
masukan/feedback baik dari rekan kerja ataupun atasan perlu
dikembangkan. Kalaupun muncul kondisi lingkungan kerja yang saling
menjatuhkan, itu karena iklim di perusahaan yang kurang kondusif. Semua
itu tidakakan tenjadi jika pimpinan bisa mengenali anak buah dengan
baik, yaitu dengan memberi feedback untuk setiap kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki anak buah serta memberikan kesempatan untuk
memperbaikinya. Selain itu, adanya kejelasan kebijakan kriteria karyawan
yang baik dan kapan kenaikan pangkat/gaji dapat menghindarkan munculnya
sikap saling menjatuhkan.
Percaya, Kebenaran adalah Kemenangan yang Abadi
Tidak perlu menguras energi dan emosi, jika kita terpaksa berhadapan
dengan orang yang hobi menjatuhkan. Dalam bekerja, prinsip “Do the best
and the rest is God” menunut Diah sangat penting. Prinsip itu perlu
dijadikan senjata bagi kita yang menghadapi situasi tersebut.
“Bagaimanapun jika kita optimal mengerjakan segala sesuatunya dan
hubungan kita dengan rekan kerja baik, orang juga akan tahu siapa yang
benar dan siapa yang salah" katanya. Jadikan itu sebagai pengalaman,
mungkin saja dan kejadian tensebut kita menemukan kekunangan kita yang
ternyata dianggap sebagai hal penting olehnya.
Tips Bertahan untuk Kemenangan
Jika kebenaran telah ditegaskan akan menjadi kemenangan yang abadi,
jangan ragu untuk tetap bertahan. Nah, kalau memang kita terpaksa harus
berhadapan dengan sosok orang yang hobi bersaing secara tidak
kompetitif, tidak perlu membuat kita meninggalkan prinsip kita dan
menyerang balik lawan kita. Berikut diberikan tips oleh Diah untuk tetap
terkendali mempertahankan kemenangan tanpa menguras emosi:
1. Prinsip yang pasti,tetap bersikap pnofesional,
2. Bersikaplah tenang,jangan terpancing emosi,
3. Klanifikasikan secara personal dengan atasan atau mungkin rekan kerja
di mana teman Anda itu benusaha menjatuhkan secara personal dengan
bahasa yang netral tanpa berusaha untuk menjatuhkan kembali.
4. Bicarakan juga secara personal pada orang yang sudah menjatuhkan
apakah ada masalah antara dia dengan Anda yang muncul tanpa disadari.
5. Mintalah dia untuk terbuka dan jangan ragu minta maaf jika memang Anda telah menyinggung perasaannya.
6. Jangan jadikan musuh atau meminta orang lain untuk memusuhi, tetap jaga hubungan baik.
Sumber:indonesiaindonesia.com
gambar:waswas.com