Jumat, 22 April 2016

Lorenzo ogah satu team dengan rossi

Kabar berpisahnya Jorge Lorenzo dengan Yamaha dan pindah ke Ducati menjadi berita besar bursa transfer pembalap untuk musim 2017. Mengapa Lorenzo meninggalkan tim yang memberinya tiga gelar juara dunia?
Tidak diragukan lagi, alasan utamanya karena ia percaya bahwa Yamaha lebih menginginkan Valentino Rossi ketimbang dirinya.

Pasalnya, Lorenzo dan Rossi yang kontraknya berakhir di pengujung musim ini, baru Rossi yang memperpanjang kontraknya untuk dua musim ke depan.
Ditambah lagi komentar Rossi belum lama ini yang menyebut, jika Lorenzo pindah ke Ducati ia memiliki nyali yang besar.
Hengkangnya Lorenzo sekali lagi membuktikan kalau ia tidak bisa berada di tim MotoGP yang sama.
Pada 2008-2010 menjadi catatan intern paling intens dalam sejarah MotoGP. Dinding pemisah didirikan di garasi tim Yamaha, tetapi balap di antara mereka tetap sensasional.
Di 2010 Rossi kalah bersaing, Lorezo tampil sebagai juara dunia. Rossi meninggalkan Yamaha di akhir musim itu bergabung ke Ducati, tergoda oleh mimpi all-Italian (pembalap Italia di tim pabrikan Italia). Sayangnya Rossi pun gagal di ducati .

Rossi ingin membutuhkan motor yang lebih baik. Namun ia tidak menemukannya di Ducati. Dalam dua musim hanya naik podium tiga kali.
Ahirnya ia pulang kandang ke Yamaha pada tahun 2013. Musim sebelumnya, Lorenzo meraih juara dunia.
Hubungan mereka membaik. Tidak ada lagi dinding pemisah. Antara pembalap, kru dan engineer tim, mereka mengubah M1 menjadi motor terbaik di lintasan MotoGP.
Kebangkitan luara biasa datang pada 2015. Rossi memimpin kejuaraan dari awal, menang empat kali, meyakinkan dirinya akan tampil sebagai jawara musim itu.
Kondisi ini mengingatkan perseteruan mereka pada 2009. Namun harapan Rossi sirna, karena Lorenzo bisa berbalik memimpin klasemen.
Kemudian Rossi terang-teragan menyebut ada konspirasi sesama pembalap Spanyol untuk menggagalkannya meraih gelar. Ia menuduh pembalap Honda Marc Lorenzo membantu Lorenzo.
Pertarungan tiga pembalap ini mencapai puncaknya di Sepang, Malaysia yang menuntun Lorenzo menggapai mahkota juara ketiganya pada balapan berikutnya di Valencia.
Meskipun telah mengoleksi tiga gelar juara dunia dan secara konsisten membuktikan bahwa dirinya adalah pembalap tercepat di di olahraga ini, Lorenzo merasa bahwa Yamaha masih menyukai Rossi.
Pada GP Qatar lalu ketika Yamaha menawarkan kontrak baru kepada Rossi dan Lorenzo untuk 2017-2018. Rossi segera menandatangani kontrak.
Gosip santer beredar jika Lorenzo akan pindah ke Ducati yang disinyalir menawarkan bayaran lebih besar. Akhirnya kabar nyata itu muncul hari Senin (18/4).
Momok kegagalan Rossi ketika di Ducati menjadi tantangan baginya. Lorenzo ingin membuktikan kalau dirinya sebagai salah satu pembalap hebat.
Lorenzo ingin memberi gelar pada Ducati yang terakhir kali menyandang gelar juara dunia lewat Casey Stoner pada 2007.
Jika niatnya itu tercapai, Lorenzo menjadi orang keenam yang juara dunia dengan dua motor yang berbeda.
Pada akhirnya, Ducati – dengan kekayaannya - membuat keputusan yang mudah untuk mendapatkan Lorenzo, pembalap kelahiran Palma, Spanyol, 28 tahun lalu.
Jadi, selain bayaran yang menggiurkan, hijrahnya Lorenzo dari Yamaha ke Ducati juga karena faktor Valentino Rossi yang membuatnya gerah berada dalam satu tim, plus Yamaha lebih berpihak pada Rossi.
Mungkin Lorenzo merasa akan menemukan kenyaman di Ducati. (otomotifnet.com)

0 komentar: